Minggu, 05 Januari 2025

Tentang Uang Dan Utang #day5

TENTANG UANG DAN UTANG: 

*by Among Kurnia Ebo 


Mendekat Sumber #Rezeki atau Menjemput #Musibah Tak Terduga?


Tentu, semua orang suka uang dan butuh uang. Bahkan ada yang matanya langsung ijo kalau melihat uang. Kenapa bisa begitu ya?


Tapi, saya nggak pengen membahas soal bisa ijo apa bisa merahnya mata ketika ngeliat uang. Bukan. Itu sudah sering dibicarakan. Apalagi di sinetron-sinetron. Begitulah selalu gambarannya. Bikin mata banyak orang langsung terbelalak. Uang tiba-tiba bisa bikin senang dan ijo mata semua orang.


Tapi banyak pula cerita pilu yang berhubungan dengan uang. Bahkan,  sering kita dengar berita ada gadis yang mau saja menjual cintanya asalkan diganti uang. Bisa sepuluh juta, dua puluh  juta, atau yang 80 juta sekali pun. Sesuai pepatah, ada uang abang disayang, nggak ada uang abang dibuang. Begitu kata-kata yang sering kita dengar.


PERSPEKTIF VIBRASI

Saya kali ini mau bahas uang dari #perspektif yang lain, yang mungkin banyak dilupakan uang. Yakni bicara uang dari sisi nonmaterialnya.


Pemahaman ini baru saya dapatkan ketika saya belajar ilmu #vibrasi pada ahlinya. Kalau ada yang mau ikutan workshopnya yang belangsung dua hari di Yogya, daftar aja jauh-jauh hari karena selalu full seat.


Pelatihan dua hari kelas Vibrasi diadakan setiap bulan. Investasinya tiga jutaan. Relatif murah menurut saya  dibandingkan manfaat besarnya. Dan biasanya sebulan sebelum acara sudah full seatnya.


DUALISME DUIT

Uang itu sesungguhnya #dualisme. Maksud saya  ia punya sisi yang nampak, yakni sisi material. Bentuknya. Fisiknya. Yang berupa lembaran kertas atau logam dan bertuliskan angka-angka itu. Yang makin banyak nolnya berarti makin gede jumlah duitnya.


Tapi di sisi lain uang itu juga punya aspek #nonmaterial. Karena dalam bentuk fisik materialnya itu sesungguhnya di dalamnya ada kandungan energi, yang tak tampak, tapi juga bekerja mengikuti hukum semesta, hukum kekekalan energi. Punya hukum vibrasi yang tak bisa dimanipulasi. Yang tak bisa direkayasa. Kalau direkayasa dia punya caranya sendiri untuk mengalirkan energinya.


Ibarat tubuh manusia, uang itu juga dualisme. Seperti raga dan ruh. Itulah pembentuk wujud manusia. Uang pun demikian. Ada bentuk fisik kertasnya, ada pula energi terpendam di dalamnya. Jadi, duit juga sebenarnya #makhluk hidup. Di dalam bentuknya yang fisik, sebetulnya terdapat partikel yang bergerak sangat cepat. Dalam skala kuantum atau kuak. Itulah yang disebut sebagai energi. Dan sebagai energi tentu mengikuti hukum kekekalan energi.


Bingung kan?

Nggak papa. Slow aja. Satu hal yang ingin saya katakan adalah karena uang itu punya kandungan vibrasi, sisi nonmaterial, punya energi di dalamnya, maka uang itu bisa memberi dampak positif maupun negatif. 


Secara material uang itu sebenarnya #netral. Hanya sekedar lembaran kertas bertuliskan angka saja. Tapi secara nonmaterial dia punya energi yang bisa membawa atau mengalirkan pemiliknya kepada bencana maupun berkah.  Loh kok bisa?


Ya  bisalah. Bukankah sudah sering kita dengar kalimat yang mengatakan bahwa uang adalah sumber #bencana dan musibah. Karena uang orang bisa bunuh-bunuhan. Karena uang, orang bisa korupsi. Karena uang, orang bisa melacurkan diri. Karena uang, orang bisa lupa daratan. Bisa berbuat semau-maunya untuk menzalimi orang. Dan sebagainya.


Sebaliknya, sering juga kita dengar dari ceramah ustad bahwa uang bisa jadi sumber #kebaikan. Jalan tol untuk masuk surga. Bisa membantu orang lain, anak yatim, dhuafa, atau kanda-janda yang sudah tak bisa mencari nafkah sendiri. Dan sebagainya. Dan sebagainya.


Jadi sebenarnya di manakah posisi atau kedudukan uang dalam kehidupan manusia? Apakah ia sumber bencana. Ataukan sumber berkah?


NIAT AWAL

Ada adagium dalam agama islam, bahwa segala sesuatu terjadi  karena niatnya. Jika melenceng dari niat awalnya maka siap-siaplah kejadian tak mengenakkan akan terjadi. Dan dimana letaknya niat? Di hati! Dalam rasa! Mulut boleh bicara apa saja atau sebaliknya, tapi manusia tak bisa membohongi hatinya sendiri. Di situlah niat terletak. 


Oleh karenanya berhati-hatilah dengan uang. Mengapa? Karena dalam uang itu, tidak saja tampak dari lembaran-lembaran kertasnya. Angka nominalnya. Tapi, sesungguhnya dalam lembaran itu ada tersembunyi yang tak tampak. Yakni, #niat. Yang ada di dalam hati, di dalam rasa, yang kekuatan energinya bisa 5.000 kali lebih kuat dari ucapan atau kata-kata. Niat itu melekat erat pada lembaran fisik uangnya.


Maka selalu instropeksi setiap uang terpegang di tangan. Selalu liat niat awalnya. Untuk apa uang ini diniatkan semula. Salah mempergunakan apalagi menyeleweng dari niat maka energi dan vibrasi di dalamnya akan #berontak. Uang tidak mau menyeleweng dari niat awal pemegangnya. Jika diselewengkan ia akan mencari caranya sendiri untuk keluar dan pergi menuju jalannya yang benar. Ingat, uang juga makhluk hidup.


SEBUAH PERISTIWA

Saya belum lama ini pernah mengingatkan seorang teman yang memegang uang koperasi di Batam hingga Rp500 juta. Dia punya kekuasaan untuk memakai uang dari anggota yang terkumpul sebanyak itu.


Suatu ketika ada tawaran dari pihak lain yang mengiming-imingi kalau uang itu jika #diinvestasikan sebentar di tempat trading atau forex dalam tempo cepat akan menjadi dua kali lipat. Untung besar dalam hitungan bulan.


Tentu ia tak percaya begitu saja. Dia cek dulu beberapa teman yang lain. Memang sukses dengan tradingnya. Nanam duit 100 juta nggak sampai dua bulan sudah jadi hampir 200 juta. Investasi mana yang lebih menarik dari ini semua? 


Dia coba dengan nominal kecil, eh dalam dua minggu sudah untung hampir dua kali lipatnya. Ditambah lagi investasinya, untung besar lagi. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk memakai uang koperasi yang 500  juta itu untuk ditanam di forex tadi.


Apa yang terjadi? Saya sebetulnya sudah mengingatkan agar jangan memakai uang orang lain bukan untuk peruntukannya. Hati-hati. Bahaya. Vibrasinya bisa jelek. Bisa mendatangkan musibah. Jangan menyelewengkan tujuan awal uang itu untuk apa. Apalagi uang koperasi. Kalau toh dipakai hal lain haruslah mendapatkan persetujuan dari semua pemilik saham. 


Tapi, dia sudah yakin dengan keputusannya. Apalagi sudah mencoba beberapa kali. Sedangkan saya memang tak pernah terjun di dunia itu, tak punya pengalaman riel, sehingga sarannya boleh diabaikan. Maka 500 juta pun ditanamkan semua di bisnis baru tadi. Tanpa persetujuan pemegang saham lainnya.


Memang satu dua bulan pertama, trading memberikan keuntungan yang signifikan. Sampai akhirnya pada bulan keenam saya terima kabar: Kamu benar Bung! Uang itu Lost. Sedikit pun tak tersisa. Lima ratus juta amblas dalam hitungan menit. Ludesss!


Tinggallah kini #sesal yang tak berkesudahan. Nasi telah menjadi basi. Keuntungan besar yang dibayangkan hanya tinggal impian, yang nyata terjadi adalah kerugian. Bukan itu saja  kini ia harus mengembalikan uang 500 juta milik koperasi yang sudah ia pakai itu. #Buntung dua kali. Kalau tak punya iman dan agama mungkin orangnya sudah bunuh diri.


BUKAN MATEMATIKA

Uang itu bukan soal matematika semata. Begitu juga #bisnis. Bukan sekedar hitung-hitungan angka. Karena ingat sifat dasar uang: dualisme. Yang nampak dan yang tak tampak. Yang sifatnya material dan yang sifatnya energi. Gagal memahami sifat uang ini maka hasilnya bisa menjadi bencana atau #musibah, bukan keuntungan apalagi #keberkahan.


Kenapa banyak orang mengalami kesulitan keuangan? Uangnya susah mendekat. Kalau toh didapat ia cepat pergi tanpa diduga caranya. Dapatnya mungkin banyak tapi tak pernah jadi apa-apa. Uang kayak menghampiri kemudian #lewat begitu saja!


Saya pernah menasehati teman yang curhat kenapa hutangnya nggak selesai-selesai? Saya jawab, kembalikan kepada niat awalmu setiap punya yang. Kewajiban orang yang berhutang adalah #segera mengembalikan hutangnya. Begitu dia punya duit segeralah uang itu kembalikan kepada yang berhak. 


Jangan #tunda  karena menunda sama artinya menzalimi pemilik aslinya dan itu artinya menumpuk energi negatif. Energi negatif akan menghasilkan vibrasi negatif lainnya. Makin lama akan makin menumpuk dan #membesar. Hutang pun akan seperti labirin. Tak pernah selesai dan akan terus jadi beban. Selama belum ditunaikan. Akan terus menghasilkan pusaran hutang!


Uang itu secara energi #mengerti benar seharusnya ke mana ia diterimakan. Jika ditahan maka ia akan mencari caranya sendiri untuk pergi. Misalnya, tadinya uang itu diniatkan untuk membayar hutang. Tapi ditengah jalan tergoda oleh nafsu lain untuk beli ini beli itu dulu. Bayar utangnya nanti aja, bulan depan toh ada uang lagi. Lebih baik uangnya diputar dulu supaya mendapatkan keuntungan. Untungnya diambil, pokoknya dikembalikan kepada yang memberi pinjaman.


HUKUM ENERGI

Percayalah, itu tidak akan terjadi. Logika di atas #kertas memang begitu. Tapi, hukum kekekalan energi tidak bisa direkayasa seperti itu. Ia punya logika sendiri yang paten.  Begitu tahu uang yang niat awalnya untuk bayar hutang itu diselewengkan untuk keperluan lain maka energi uang itu akan melakukan #perlawanan agar bisa lepas dari penyelewengan. 


Maka di tengah jalan si pemegang uang ini bisa saja ditipu orang, tradingnya #loss tiba-tiba, mobilnya tabrakan dan menghabiskan banyak uang di bengkel, isterinya masuk rumah sakit dan menguras semua isi tabungan, dan sebagainya. Pendek kata, uang itu mencari jalannya sendiri untuk lepas dari energi negatif. Tak mau mengingkari niat awalnya.


Bagaimana dengan kasus duit haji yang kemudian tiba-tiba dialihkan untuk dana pembangunan infrastuktur? Saya kira hukum vibrasi itu akan berlaku pada apapun dan siapapun. 


Sesuatu yang sudah diselewengkan dari niat awalnya hanya akan menuai #masalah di kemudian waktu. Entah bencana atau musibah apa. Apalagi yang disimpangkan adalah energi yang jumlahnya sangat besar. Maka dampak buruknya bisa dibayangkan akan luar biasa. Uang trilyunan itu niat awalnya untuk haji  (sangat spiritual), kenapa bisa pindah ke infrastuktur (sangat material)? Sungguh mengerikan membayangkan bola salju yang akan terjadi!


Ini bukan menakut-nakuti. Tapi, hanya menjelaskan cara alam bermain dengan hukum #naturalnya di kehidupan ini. Agar semua orang hati-hati dan bijak dalam melangkah. Apalagi yang bisa orang lain tidak happy.


Makanya dalam hadits disebutkan, nanti yang paling panjang ditanyakan dalam #hisab adalah soal uang. Kalau yang lain-lain cuma ditanyakan satu pertanyaan, khusus uang ditanyakan dua hal: dari mana berasal dan ke mana dipergunakan. 


NURANI TAK PERNAH BOHONG

Maka pesan intinya adalah #berhati-hatilah dengan uang. Tanyakan pada hati  setiap memegang uang. Untuk apa sebetulnya ini diniatkan. Akan muncul rasa enak dan tidak enak. Nurani tak pernah bohong. Kalau  menyeleweng dari niat akan ada rasa yang  memberontak. Jangan teruskan memakainya, kembalikan pada tujuan semula. 


Uang bisa menjadi sumber bencana, tapi bisa juga menjadi rezeki berkah bila memahami hukum ini. Pilihan di tangan Anda!


Mumpung masih suasana tahun baru. Jadikan itu bagian #refleksi dari sekarang. Supaya hidupmu ke depan semakin menyenangkan!


#Among Kurnia Ebo, pengembara,  penakluk lima benua, pembelajar pada semesta.

.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisan-tulisan di blog ini. Selanjutnya, silahkan tinggalkan jejak kamu di blog ini dengan menuliskan komentar kamu di "kotak komentar" yang sudah tersedia.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

KOMENTAR LEWAT FACEBOOK