MENGAPA HABIS TRAVELING ITU CAPEK, TAPI TIBA-TIBA GAMPANG BANJIR REZEKI?
*by Among Kurnia Ebo
Asyik banget ya traveling terus?
Hemmmmm....
Belum tahu dia!
Mana ada traveling itu enak. Adanya capek. Belum lagi kalau kena jetlag. Apa itu jetlag coba aja cari sendiri di Google. Intinya, jam tubuh jungkir balik nggak karuan.
Begini ya...
Traveling itu tidak ada yang enak. Siapa bilang enak? Coba aja sendiri. Yang ada traveling itu pasti melelahkan, capek, menguras emosi, dan mengacaukan algoritma tubuh.
Lah enaknya apa kok banyak orang yang hobi traveling? Makanya jangan tahu sesuatu itu dari katanya apalagi dari ceritanya. Taulah dari faktanya. Pasti lebih otentik.
Beda banget antara orang yang tahu jalannya dengan orang yang pernah melewati jalan itu. Dua hal yang sepintas sama tapi sebetulnya sangat jauh berbeda. Yang satu berbasis teori, yang satu berbasis praktik sehingga bisa membuat teori sendiri yang bisa jadi berbeda dengan yang disebut katanya katanya itu.
Jadi, traveling itu benar-benar nggak enak?
Begini ya? Traveling itu capek plus juga menguras isi rekening. Secara kasat mata di mana enaknya?Makanya nggak semua orang kuat nggak semua orang mampu. Kalau memang nggak kuat ya nggak usah, biar aku saja.
Sekali lagi di mana enaknya?
Begini ya...
Enaknya adalah setelah pulang. Cerita-cerita sepanjang perjalanan akan menjadi kenangan. Dimaknai sendiri dari sudut yang indah yang pernah dilalui. Bikin bisa tersenyum dan ketawa sendiri.
Cerita-cerita traveling itulah, baik yang mulus-mulus saja maupun konyol, yang bisa bikin kita happy. Dan happy adalah kunci pertama pembuka jalannya rezeki. Karena vibrasi nya positif. Vibrasinya Power.
Itulah sebabnya kenapa sehabis traveling itu banyak orang yang rezekinya bisa mengalir deras bahkan berkelimpahan. Karena uang dan keberuntungan hanya akan tertarik pada jiwa dan rasa yang gembira. Bahasa agamanya, syukur. Bahasa vibrasinya, enjoy full.
Itulah sebabnya mereka yang mukanya jutek dan wajahnya melas terus pasti akan semakin jauh dari sumber rezeki. Medan magnet rezekinya minus. Vibrasinya Force. Mana ada orang yang senang melihat wajah orang lain kusem, kucel, apalagi jutek dan mbesengut. Ya pasti dijauhilah. Nggak bakalan ada yang mau ngajak main dan makan apalagi ngajakin ngerjain proyek bareng atau nggarap bisnis bersama.
Syukur akan ditambahkan nikmatnya. Ini jelas ada dalilnya, baik di Quran maupun Hadits. Vibrasi enjoy full akan menjadi daya tarik datangnya rezeki. Bukan kita yang mengejar rezeki tapi rezeki yang mengejar-ngejar kita. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca di bukunya Davied R Hawkins. Vibrasi Power vs Vibrasi Force.
Memang masih banyak orang yang salah memahami traveling itu sebagai kegiatan buang-buang uang. Padahal, jika paham yang terjadi justru sebaliknya itukah cara tercepat untuk mudah menarik dan mendapatkan uang. Mendapatkan banyak keberuntungan. Factor luck. Kelihatannya membuang tapi sebenarnya sedang mengosongkan wadah untuk menarik yang lebih banyak.
Faktanya, orang yang sering melakukan traveling bukannya uangnya makin habis tapi justru sebaliknya semakin mudah mendapatkan aliran uang baru. Ada saja sumbernya. Ada saja proyek barunya. Ada saja inspirasi baru untuk membuat ladang-ladang uang baru.
Mungkin ini bisa dikaitkan dengan hukum kekekalan energi. Supaya energi baru bisa masuk maka harus ada energi yang dialirkan. Karena segala sesuatu di muka bumi ini tak lebih dari proses pertukaran energi belaka.
Imam Syafi'i, Buya Hamka, dan banyak ulama lainnya sering menulis dalam bukunya: merantaulah. Dalam bahasa sekarang itu bisa diterjemahkan dengan kata keren: traveling. Karena dengan merantau engkau akan mendapatkan keluarga baru, ilmu baru, dan sumber kehidupan baru. Disitulah keberuntungan dan kesuksesan hidup akan mudah diraih.
Itu pula yang terjadi pada orang yang berangkat ke tanah Suci. Umroh atau haji adalah ibadah yang sangat melelahkan dan menguras emosi. Juga menguras tabungan. Nggak ada enak-enaknya di badan. Tapi, sepulang dari umroh dan haji itulah kebahagiaan, kegembiraan, suka cita mulai bisa dirasakan. Seolah kelelahan selama di tanah suci tidak menjadi cerita sedih lagi. Justru jadi cerita indah yang terkenang sepanjang masa.
Itu pula sebabnya orang yang pulang dari ibadah umroh atau haji dengan ritual thawaf dan sai yang melelahkan atau berjemur di terik matahari seharian saat wukuf saat kembali dari semua prosesi itu banyak yang mengaku hidupnya bertumbuh. Bisa Lebih bijak menghadapi hidup, lebih santai menghadapi perbedaan, lebih mudah mendapatkan aliran-aliran rezeki yang kadang sumbernya tak disangka-sangka. Karena perasaan happy saat sudah pulang dari traveling itu akan menarik dengan mudah segala keberuntungan, kesuksesan, dan keberkahan.
Jadi, kalau banyak mendengar cerita-cerita di masyarakat yang membicarakan perubahan hidup yang luar biasa dari si fulan atau si fulana sehabis melaksanakan ibadah umroh atau haji memang begitulah faktanya. Saat melaksanakan ritual ibadah memang capeknya luar biasa. Tapi rasa syukur (kegembiraan) yang dibawa pulang juga lebih luar biasa. Dan itulah daya tarik datangnya rezeki yang luar biasa juga. Maka sungguh benar kalau alQuran bicara: siapa yang bersyukur akan kutambahkan berlipat-lipat nikmat hidupnya.
Maka kalau traveling (sirru fil ardh) ditempatkan sebagai bagian yang sangat penting dalam al-Quran setelah ibadah salat (QS aj Jumah 10) menjadi bisa dipahami. Setelah selesai beribadah shalat maka segeralah traveling ke seluruh penjuru bumi.
Memang ada 6.666 ayat alQuran yang harus dibaca, dipelajari, dan dilaksanakan oleh umat Islam. Tapi sebetulnya masih ada satu milyar ayat lagi yang terhampar luas di kehidupan ini yang juga harus dibaca (iqra), dipelajari, dipahami, ditafsirkan, diambil hikmah dan ilmunya. Sayangnya sebagian besar umat Islam terjebak hanya menghafalkan 6666 ayat tekstual itu dan melupakan satu milyar ayat lainnya yang dihamparkan Allah SWT di seluruh muka bumi dan luasan semesta. Padahal, di situlah yang terbanyak ada pelajaran-pelajaran hidup yang sesungguhnya.
Jadi, itulah mengapa setiap awal tahun komunitas Klatak University dan sebagian besar teman-teman Entrepreneur University berjanjian untuk mengadakan perjalanan umroh bareng,umroh proposal hidup awal tahun. Untuk menghembuskan ke semesta impian-impiannya selama setahun ke depan. Di tempat yang vortex atau energinya tinggi; Mekah dan Madinah.
Tetapi, sebelum sampai ke kedua tempat suci bagi umat Islam itu kita habiskan dulu tiga harian untuk traveling menjelajah ke negara lainnya. Misalnya ke Turki. Atau Mesir. Atau Yordania. Dan untuk awal tahun 2025 ini tepatnya 7-9 Januari kita akan negara di Istanbul Turki, menjelajahi jejak-jejak peradaban Islam di kekhalifahan Ottoman. Tempat di mana Konstantinopel (Roma) ditaklukkan oleh pasukan Muslim AlFatih dengan keandalan pasukan khusus Janisari yang militan...
Jadi, traveling itu ya banyak manfaatnya. Ya olahraga fisik. Ya belajar sejarah. Ya menambah banyak wawasan. Ya menambah networking baru. Ya juga mendapatkan pahala. Salah satu pahala yang didapat adalah saat pulang bisa banyak ide dan energi untuk membuka dan menerima banjir rezeki dari segala arah.
Maka travelinglah.... Ingat, itu perintah agama yang menyenangkan, menggembirakan. Dan uang atau rezeki hanya mendekati pada orang-orang yang gembira, menyenangkan, dan menggembirakan orang....
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisan-tulisan di blog ini. Selanjutnya, silahkan tinggalkan jejak kamu di blog ini dengan menuliskan komentar kamu di "kotak komentar" yang sudah tersedia.