Kosongkan dulu cangkir Anda sebelum menggali pengetahuan orang lain untuk menambah wawasan dan kebijaksanaan Anda. Cangkir yang penuh, bukan hanya tidak bisa diisi dengan muatan baru, ia juga tidak bisa memberikan manfaat apa-apa.
Pendiri Matahari Department Store
Saya beruntung sekali ketika bertemu dengan pendiri Matahari Department Store di beberapa kesempatan: Hari Darmawan. Beliau adalah seorang tokoh yang telah kenyang dengan pengalaman empirik yang tidak ternilai harganya. Bahkan melebihi teori textbook tebal dan menyebalkan yang memerlukan nalar serius untuk memahaminya. Bicaranya sederhana namun berisi dan nada suaranya tetap berapi-api, seolah catatan usia senior di KTP-nya terlampaui. Semangatnya masih terpancar jelas dari matanya. Pembicaraannya berisi dan mengispirasi.
Saya langsung mengosongkan "cangkir" pikiran saya untuk menampung apa yang dipaparkannya. Tanpa debat, saya bertanya untuk menggali pengalamannya yang penuh dinamika suka dan duka ketika membangun Matahari Department Store. Penjelasannya teratur, terstruktur dan terukur. Rapi sekali dengan alur historisnya sesuai masa kejadian setiap peristiwa. Semuanya berjalan dengan sangat baik dan bermanfaat. Sungguh sebuah pengisian cangkir yang sangat mencerahkan!
Saya langsung mengosongkan "cangkir" pikiran saya untuk menampung apa yang dipaparkannya. Tanpa debat, saya bertanya untuk menggali pengalamannya yang penuh dinamika suka dan duka ketika membangun Matahari Department Store. Penjelasannya teratur, terstruktur dan terukur. Rapi sekali dengan alur historisnya sesuai masa kejadian setiap peristiwa. Semuanya berjalan dengan sangat baik dan bermanfaat. Sungguh sebuah pengisian cangkir yang sangat mencerahkan!
Preskom Candi Borobudur
Di lain kesempatan, saya beruntung lagi mendapat kesempatan berdiskusi dengan pendiri dan pengembang Jababeka di Cikarang yang dulunya berupa hutan belantara: SD. Darmono. Hutan itu kini telah disulap menjadi kawasan industri dengan 300 perusahaan asing yang memproduksi berbagai varian produk bisnisnya. Selain dari korporasi asing yang telah beroperasi disana, yang tidak kalah mengagumkan adalah telah berdiri pula President University dengan bahasa pengantar bahasa Inggris dan mahasiswa dari mancanegara. Ini sebuah terobosan yang membanggakan, bukan hanya warga Jababeka namun juga bangsa.
Melalui beberapa kali diskusi dan membaca buku yang menuangkan perjuangannya membangun Jababeka, "Think Big, Start Small, Move Fast" saya semakin sadar bahwa tokoh sederhana dalan penampilan ini ternyata memiliki mimpi yang begitu luar biasa besar untuk memajukan Jababeka dan Candi Borobudur (beliau Presiden Komisaris PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko). Saya membiarkan "cangkir" saya tetap kosong untuk diisi dengan vitamin kesehatan agar bisa meneladani pengalamannya demi kemajuan diri di masa depan.
Kosongkan Cangkir
Kedua tokoh di atas, Hari Darmawan dan SD. Darmono telah menuangkan vitamin kesehatan yang sangat luar biasa selama perbincangan itu dalam "cangkir" saya. Untungnya, saya sudah mengosongkan cangkir sebelum bertemu dengan keduanya. Sesungguhnya, kunci untuk belajar agar modal sukses dan bahagia bisa didapat adalah rendah hati. Menganggap orang lain berharga dan memiliki sesuatu yang tidak kita miliki adalah cara untuk memperkaya pandangan sendiri.
Sebaliknya, merasa diri paling mengerti dan tidak mau mendengar opini orang lain adalah awal keruntuhan intelektual, pengalaman dan masa depan. Hal ini ibarat cangkir yang penuh. Tidak akan bisa menampung air baru kecuali luberan air kemana-mana karena tidak bisa ditampung lagi. Tindakan ini juga sekaligus akan merusak hubungan relasi masa kini yang secara otomatis menjauhkan rejeki.
Sebaliknya, merasa diri paling mengerti dan tidak mau mendengar opini orang lain adalah awal keruntuhan intelektual, pengalaman dan masa depan. Hal ini ibarat cangkir yang penuh. Tidak akan bisa menampung air baru kecuali luberan air kemana-mana karena tidak bisa ditampung lagi. Tindakan ini juga sekaligus akan merusak hubungan relasi masa kini yang secara otomatis menjauhkan rejeki.
Hal yang harus dipahami adalah bahwa di dunia ini tidak ada yang absolut. Setiap kelebihan diri pasti ada yang melampaui. Setiap pandangan baik pasti ada yang lebih baik. Demikian seterusnya. Karenanya, untuk apa menyombongkan diri dengan merasa diri paling kaya, pintar, intelektual sedunia jika hanya menambah malapetaka dalam hidup sendiri? Bukankah rendah hati akan membuat seseorang ditinggikan? Bukankah menghargai pandangan orang lain akan membuat hidup sendiri layak juga dihargai? Akhirnya, sudahkah Anda mengosongkan cangkir ketika membaca opini ini?***
Penulis adalah Komunikator Nomor 1 Indonesia, Pelatih & Penulis Buku, tinggal di Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisan2 di blog ini.
Selanjutnya, silahkan tinggalkan jejak kamu diblog ini
dengan menuliskan komentar kamu di "kotak komentar" yang sudah tersedia.