Itulah yang dialami oleh Wawan Kurniawan, 18 tahun. Ia adalah angkatan pertama dari siswa Yayasan Hidung Merah, Cilincing Jakarta Utara. "Saya enggak nyangka diajak Kak Dan (Dan Roberts) ke Amerika, enggak tahu juga kenapa saya yang dipilih," katanya kepada detikHOT di Jalan Kalibaru IV, Cilincing Selasa pekan lalu.
Wawan yang memang sudah putus sekolah sejak masih di bangku Sekolah Dasar ini sangat bersemangat ketika mengetahui akan belajar sirkus di Amerika. Selama empat bulan ia belajar kepada para master sirkus dunia.
Sebut saja seperti Paul Miller dari Circus Mojo di Ludlow, Kentucky. Lalu ada Wolfgang Bientzle dari Cirque Experience, Actors, dan Gymnasium yang pernah juara dunia 8 kali di akrobat roda.
Serta Nourbol Meirmanov dari MSA&Circus Arts di Chicago yang pernah menjadi guru Dan. Di bulan Juli, Wawan juga akan belajar kepada Travis Johnson dari tim Vancouver Circus School. Mana pelajaran yang paling susah?
Bagi Wawan hanya ada satu materi yang membuatnya tertantang sekaligus kesulitan tiap kali memperagakannya, yakni German Wheel. Teknik akrobat berputar dengan roda besar ini selalu membuatnya jatuh.
Pria asal Subang tersebut mewakili Indonesia dalam pertandingan Wheel Gymnastics World Championship ke 10 di Chicago. "Di sana ada dari mancanegara ikut jadi peserta. Dari Eropa, Inggris, Brazil. Bener-bener deg-degan."
Di kompetisi ada sekitar 150 atlit dari 25 negara seluruh dunia. Sebelumnya ia sudah dilatih oleh seorang akrobat profesional. Wawan bersyukur di penampilannya ia berhasil tak jatuh, meski tak menjadi juara pertama.
Setelah belajar sirkus lima tahun di Hidung Merah, Wawan bertekad menjadi seorang pemain sirkus profesional dan keliling dunia karena sirkus. Pasalnya, pemain sirkus baru dihargai ketika berada di luar Indonesia.
Jika sudah mengumpulkan uang banyak, impian Wawan tak berhenti sampai di situ saja. Ia ingin menaikkan haji kedua orang tuanya ke tanah suci Mekkah dan Madinah. "Selama ini bapak jadi kuli angkut, ibu juga ngupas kerang terus. Gantian saya yang kerja buat mereka dan naikin haji bapak sama ibu," ujarnya.
Wawan memang tak memiliki pendidikan formal seperti anak seusianya, tapi kata Dan Roberts ia sudah mampu belajar menjadi seorang pemain sirkus profesional. "Ia punya tekad, dan kemampuan untuk belajar. Itulah mengapa ia lebih cerdas dan cepat belajar. Tapi saya tekankan ke dia, belajar pertama kamu sudah gratis, yang kedua harus bayar sendiri," kata Dan.
Demi mewujudkannya, Wawan bekerja keras. Setiap hari Minggu ia ikut mengajar Hidung Merah ke Bintaro Jakarta Selatan. Jasa bayarannya mengajar ditabung ke dalam rekening Hidung Merah. Meski masih dalam hitungan tahunan mengumpulkan uang ke Amerika, tapi Wawan tak putus asa.
"Yang penting saya sudah memulai nabung. Kak Dan juga bantu ngajak pentas di televisi-televisi," ujarnya. Wawan mengakui sejak berada di Hidung Merah, impian dan cita-citanya semakin nyata. Ia pun ingin mewujudkannya segera agar bisa kembali belajar sirkus di Amerika Serikat.
(Sumber : http://hot.detik.com/read/2013/09/27/145219/2371424/1059/1/kisah-anak-kuli-angkut-pelabuhan-bertanding-hingga-ke-amerika-karena-sirkus)
#Lihat videonya juga disini => http://videokaizen.blogspot.com/2013/09/wawan-pemain-akrobat-dari-cilincing-ke.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca tulisan2 di blog ini.
Selanjutnya, silahkan tinggalkan jejak kamu diblog ini
dengan menuliskan komentar kamu di "kotak komentar" yang sudah tersedia.